| |
|
| |
Lihat halaman ini dalam bahasa: Inggris (English), Belanda, Perancis, Portugis, Spanyol
Penghianatan dan Penyaliban
Setelah makan malam, Yesus berjalan ke taman Getsemani untuk berdoa. Murid-muridnya mengikutiNya ke tempat yang sepi ini.
Setelah Ia berdoa, kepala imam-imam dan pemimpin rumah ibadah dan tua-tua datang kesitu, mencari Yesus. Yudas, yang makan bersama-sama dengan Dia, memimpin kelompok ini. Yudas mendekati Yesus dan menyalaminya dengan ciuman penghianatan.
Tiba-tiba, Yeus memperkenalkan diri kepada kelompok itu sambil berkata, “AKULAH DIA.”
Kumpulan orang-orang itu mudur kebelakang dan jatuh ke tanah.
Setelah itu, Yesus membiarkan diriNya diikat dan dibawa ke rumah Imam Tinggi.
Para penjaga rumah ibadah yang menangkap Yesus mengolok-olokan Yesus dan meludahi mukaNya. Lalu mereka menutup mata Yesus, dan memukul dan menampar Dia, sambil berkata, "Tebaklah hai orang suci. Siapakah yang memukul Kamu?"
Keesokan paginya, kerumunan itu membawa Yesus kepada Gubernur Roma, Pilatus. Dan mereka mulai mengadili Dia, dan berkata, "Kami menangkap orang yang menghasut bangsa Yahudi".
Tapi setelah menginterogasi Yesus, Pilatus mengatakan pada imam-imam kepala, para penguasa dan masyarakat, "Dia tidak bersalah apapun juga. Aku akan memerintahkan agar Ia hanya dipukuli dan dibebaskan."
Tapi mereka berteriak-teriak, "Salibkan Dia. Salibkan Dia".
Pilatus ingin memuaskan hati rakyat maka Yesuspun dicambuki secara kejam dan menyerahkan Dia untuk disalibkan.
Tentara Romawi lalu membuat sebuah mahkota duri dan menaruhnya di kepala Yesus, lalu mereka juga memakaikanNya jubah ungu. Sambil berkata, “Hormat, Raja orang Yahudi!” dan merekapun memukuli Yesus.
Setelah itu, mereka membawa Yesus dan menyuruhNya untuk membawa sebuah balok kayu untuk salib ke tempat yang bernama Kalvari, atau juga Golgota yang berarti bukit tengkorak.
Christian Answers Network
|