Lihat halaman ini dalam bahasa: Inggris (English)
Secara alkitabiah, kehidupan diawali dengan pembuahan. Raja Daud berkata bahwa dia sudah berdosa sejak di dalam kandungan ibunya (Maz 51:5). Oleh karena itu, dia sudah menjadi manusia sejak dibuahi, hanya menjadi seseorang yang memiliki dosa warisan.
Banyak ayat yang mengutarakan tentang janin sebagai anak-anak atau manusia. Pada saat seorang wanita mengandung, wanita tersebut sudah “bersama dengan anaknya.” Seringkali Allah berhubungan akrab dengan sang bayi (janin). (Lihat: Maz 119:73; 139:13-16; Yeremia 1:5; Ayub 10:8-12; 31:13-15; Kejadian 25:22; Hosea 12:2-3; Matius 1:18-20; dll). Bahkan Allah seringkali telah menyiapkan mereka untuk panggilan khusus (Rom. 9:11; Hak. 13:3-5; Yer. 1:5; Gal. 1:15).
Pada saat di dalam kandungan, Yohanes Pembaptis memberi respon atas kedatangan Yesus, yang baru saja dikandung dalam rahim Maria (Luk 1:39-44).
Kapan Yesus Kristus meninggalkan Surga, turun ke Bumi dan menjadi manusia (Yoh 1:14)? Alkitab dan doktrin jelas sekali mengutarakan bahwa saat itu adalah pada saat Dia dikandung dalam kandungan Maria oleh Roh Kudus.
Pada hakekatnya manusia berharga karena nenek moyang kita, Adam dan Hawa, telah di ciptakan menurut gambar Allah (Kejadian 1:27).
Alkitab sangat melarang pembunuhan manusia (Ul. 19:10). “Jangan membunuh” (Keluaran 20:13, NKJV; Kejadian 9:5).
Secara Alkitabiah dan sejarah, dapat dipastikan bahwa bangsa Israel mengetahui bahwa walaupun masih berupa janin itu sudah menjadi anak (manusia).
Dalam Perjanjian Lama, seorang penjahat yang menyebabkan seorang wanita yang sedang mengandung mengalami keguguran akan diberlakukan sama seperti seorang pembunuh. Penjahat tersebut akan dihukum ringan, hanya jika bayi tersebut lahir dan hidup, atau lahir prematur. (Keluaran 21:22-25, NKJV)
“Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya; mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tak bersalah…” (Ams. 6:16-17, NKJV).
Apa yang gereja mula-mula tuliskan tentang aborsi?
“Kamu harus mengasihi sesamamu lebih dari hidupmu sendiri. Jangan kamu membunuh seorang anak dengan aborsi. Jangan kamu membunuhnya karena dia sudah dihasilkan” (Epistle of Barnabas 19.5; abad ke dua).
“Jangan membunuh seorang anak dengan aborsi atau membunuh bayi yang baru lahir” (The Didache 2.2; abad ke dua katekisasi bagi Kristen baru).
“Janin dalam kandungan adalah makhluk hidup dan merupakan obyek perlindungan Allah” (Athenagoras A Plea for the Christians, 35.6; 177 A.D.).
Persamaan - “Yesus Kristus mematahkan penghalang yang memisahkan Orang Yahudi dengan Samaria, penderita kusta dengan orang sehat, anak-anak dengan orang dewasa, yang diinginkan dengan yang tidak diinginkan. Dia mengajari kesamaan derajat kepada semuanya. Penghalang yang membagi antara yang sudah lahir dengan yang belum lahir sama saja dengan melawan pengajaran Kristus.”
Keadilan - “Allah menyelamatkan yang membutuhkan pertolongan, yang tidak dapat menolong diri mereka sendiri. Allah mengharapkan umatnya untuk melakukan keadilan yang serupa, menolong para yatim piatu dan para janda, dan menghalangi terjadinya pertumpahan darah.”
Harapan - “Aborsi pada dasarnya merupakan tindakan putus asa. Yesus Kristus , Alpha dan Omega, dariNya kita bisa mengharapkan seluruh kebaikan, membukakan pintu harapan, yang menopang kita, menjauhkan ketakutan kita, untuk menyambut kehidupan baru ke dalam dunia.” [ketiga poin diatas diberikan oleh National Pro-life Religious Council]
Editor: Paul S. Taylor, Christian Answers
Banyak orang, termasuk umat Kristiani secara menyedihkan, mengira bahwa aborsi itu adalah suatu permasalahan yang sulit dan sangat kontroversi. Kenyataannya, tidak ada yang sulit atau kontroversi sama sekali—asalkan kita mengijinkan Alkitab untuk mengajari kita, dan tidak menghakimi ide-ide yang di ajukan oleh orang-orang yang melakukan kesalahan atas sebenarnya.
Terdapat dua masalah utama untuk dipertimbangkan:
Apakah bayi yang belum lahir ('janin') adalah manusia?
Jika ya, pernahkah pembunuhan bayi yang belum lahir diterima?
Temukan jawaban dari kedua pertanyaan tersebut dalam Alkitab, dalam buku Kejadian.
“…sehingga Ribka istrinya (Ishak) itu mengandung. Dan anak-anaknya bertolak-tolakan didalam rahimnya…” (Kejadian 25:21-22).
Harap diperhatikan bahwa kedua anak kembar Ribka yang ada dalam kandungan, Yakub dan Esau, dikatakan sebagai “anak-anak manusia” (dalam bahasa Ibrani kata yang digunakan adalah, banim, sebagai bentuk jamak dari ben), yang pada umumnya berarti anak-anak sesudah dilahirkan, dan seringkali memiliki arti khusus “anak dari.”
Perjanjian Baru menggunakan bahasa Yunani, brephos, menunjuk kepada Yohanes Pembaptis yang belum dilahirkan, yang “melonjak dalam kandungannya [Elizabeth]” karena kehadian Kristus yang masih dalam kandungan (Luk 1:41-44).
Bayi yang belum lahir bukanlah segumpal tissue yang mudah hancur, seperti pernyataan banyak dari mereka yang pro-aborsi. Dan bayi-bayi tersebut adalah selalu manusia dimulai dari sejak pembuahan, karena semua yang dibutuhkan untuk pengkodean DNA untuk membangun masing-masing bentuk phisik individu tempatnya adalah pada saat kehamilan.
Sama sekali salah jika dikatakan bahwa pembentukan manusia adalah melalui tahapan ikan atau reptil, meskipun beberapa pernyataan evolusi yang tidak benar diungkapkan dengan gamblang.
Lihat:
Tidak, Alkitab, didukung oleh ilmu pengetahuan, mengajarkan bahwa bayi yang belum lahir adalah anak manusia (lihat juga dalam Maz 139:13-16, Yeremia 1:5).
Permasalahan ini juga dijawab dalam Kitab Kejadian. Kejadian 1:26-29 dan 2:7-23 membuatnya jelas bahwa manusia diciptakan berbeda dari binatan, diciptakan dalam gambar Allah. Dalam Kejadian 3 kita baca bagaimana gambar ini telah dirusak oleh dosa oleh manusia pertama, Adam dan Hawa. Hanya satu generasi selanjutnya, Kain melakukan pembunuhan, pertama, suatu kehancuran atas gambar ini, sekaligus juga suatu penghinaan yang memalukan terhadap Allah. Tindakan kekerasan (dan kejahatan lainnya) menyebar ke seluruh bumi, sehingga Allah membinasakan semua manusia dengan air bah yang terjadi di seluruh permukaan bumi kecuali mereka yang didalam bahtera (Kejadian 6-8).
Tepat dalam banyak ayat, pembunuhan—merupakan suatu tindakan yang mematikan orang tak bersalah dengan sengaja—menunjuk kepada suatu dosa yang mengerikan (Keluaran 20:13, Matius 19:18, Roman 13:9). Aborsi adalah tindakan yang mematikan orang yang tak bersalah, itu bukanlah suatu hal yang lebih rendah dari pembunuhan. Jadi semua “kasus-kasus berat” yang biasa di ajukan oleh mereka yang pro-aborsi, seperti. “agaimana jika seorang wanita di perkosa?,” “Bagaimana jika anak tersebut cacat?,” “Bagaimana jika si Ibu tidak mampu memelihara anak itu?” adalah sangat tidak relevan.
Kita seharusnya ingat dalam Yehezkiel 18:20, yang mana terlarang bagi seorang anak untuk menanggung kesalahannya ayahnya. Hal ini berarti sekalipun ada kasus-kasus kehamilan yang tragis disebabkan karena perzinahan atau pemerkosaan tidak ada pembenaran untuk membunuh anak yang tidak bersalah dalam kandungan.
Penulis: Jonathan Sarfati, Creation Ministries International.
Yesus berkata tentang Iblis, “Ia adalah pembunuh sejak semula… apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta” (Yoh 8:44). Bukan suatu kebetulan Yesus berkata tentang setan adalah pembunuh dan pendusta dalam satu kata. Kebohongan adalah roda yang memutar segala bencana. untuk menarik pembunuh-pembunuhnya, Iblis mengatakan kebohongan. Dia begitu fasih, sangat meyakinkan dalam kebohongannya, dan kita begitu mudah tertipu, yang mengakibatkan kita jatuh pada rencananya (2 Korintus 2:11). Dia menyamar sebagai malaikat terang (2 Korintus 11:14), menyebut benar salah, membuat kita berpikir—sebagaimana yang dilakukan oleh para prochoice—bahwa mereka telah mengambil suatu dasar moral yang tinggi bahkan ketika sesuatu itu sebenarnya tidak bermoral.
Jika beberapa mereka yang prochoice berargumentasi dalam sekejab mampu memudarkan kebenaran yang kita ketahui adalah benar, sadari bahwa hal tersebut adalah karena setan berada di belakang gerakan prochoice yang sangat meyakinkan . Dia sangat fasih dalam bahasa kebohongan dengan menggunakan budaya, pendidikan dan media yang berlaku untuk menarik kita menjauh dari pemikiran Allah tentang anak-anak dan aborsi. [Randy Alcorn, Prolife Answers to Prochoice Arguments (Sisters, Oregon: Multnomah Publishers, 2000), p. 296.]
Baca juga: Abortion in the Bible and Church History oleh Randy Alcorn
Diterjemahkan oleh : Yuni Sihombing
Editor: Paul S. Taylor, Hak Cipta © 2002, Films for Christ, Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang – kecuali sebagaimana tercatat dalam halaman “Usage and Copyright” terlampir yang memberi kepada pengguna ChristianAnswers.Net hak untuk menggunakan halaman ini untuk pekerjaan di rumah, kesaksian pribadi, gereja dan sekolah.
ChristianAnswers.Net/indonesian
Christian Answers Network
PO Box 577
Frankfort KY 40602